Jumat, 26 September 2008

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI

BAB I. PENDAHULUAN

Efek globalisasi menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia, tercermin dengan terjadinya multi sourcing dalam proses produksi.
Dengan demikian setiap negara harus dapat menciptakan efesiensi dan produktifitas.


BAB II. ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI

Pengembangan industri diarahkan untuk meningkatkan kandungan IPTEK, baik dalam produk maupun proses.
Dasar kebijakan yang ditempuh adalah :
§ Mengembangkan kelompok industri.
§ Mentransformasikan ekonomi dari berbasis pertanian ke ekonomi berbasis
industri, meningkat ke ekonomi berbasis teknologi.
§ Instrumen yang digunakan adalah konsep Klaster Industri.


BAB III PENGEMBANGAN INDUSTRI MELALUI KLASTER

1. Elemen Yang Mempengaruhi Industri
a. Meta ( masyarakat ).
- Sosial budaya.
- Politik.
- Hankam.
b. Meso ( swasta- publik )
- Infrastruktur.
- Pendidikan.
- Teknologi.
- Lingkungan
c. Makro ( publik ).
- Moneter.
- Fiskal.
- Perdagangan.
- Investasi.
d. Mikro ( swasta ).
- Strategi perusahaan.
- Kemampuan manajerial.
- Inovasi, Integrasi.
- Keterkaitan usaha.



2. Arah kebijakan ekonomi :
- Mengembangkan perekonomian berorientasi global.
- Keunggulan kompetetif.
- Keunggulan komparatif.
- Kompetensi produk unggulan.
- Meningkatkan daya saing.
- Aksebilitas kesempatan kerja dan berusaha.
- Keunggulan SDA dan SDM.

3. Perkembangan Kebijaksanaan Industri
Pada masa lalu ada penentukan produk unggulan nasional dan produk unggulan daerah.
Kelemahannya adalah penentuan hanya berdasarkan kinerja masa lalu.
Sekarang kebijaksanaan pengembangan beralih dengan pendekatan Klaster Industri.
Klaster Industri merupakan suatu instrumen untuk mengembangkan industri berdasarkan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetetif.

Pengertian , Manfaat dan Keunggulan Klaster Industri.
- Pengelompokan dengan satu industri inti ( focal / core industry ).
- Saling berhubungan dan membentuk partnership dengan industri
pendukung ( supporting industries )
- Saling terkait ( related industries )

Manfaat
- Spesialisasi produksi.
- Mendorong keunggulan komperatif menjadi kompetetif.

Keunggulan
- Efesiensi.
- Mengurangi biaya tranportasi dan transaksi.
- Memanfaatkan aset sumber daya.
- Terciptanya inovasi.

Industri Inti :
Adalah industri yang mempunyai keterkaitan erat dengan industri lainnya dalam satu klaster. Keterkaitan yang terjadi meliputi, antar industri inti dengan industri pendukung, dan industri inti dengan industri terkait.

Industri Pendukung :
Adalah industri yang menghasilkan bahan baku dan penolong bagi industri inti.

Industri Terkait :
Adalah industri yang mempunyai hubungan dengan industri inti karena terjadinya kesamaan dalam penggunaan sumber daya manusia maupun saluran distribusi dan pemasaran, dan membentuk partnership yang menghasilkan produk akhir.

Perusahaan besar sebagai industri terkait, mengkonsentrasikan pada kegiatan inti. Kegiatan non inti di-subkontrakan pada perusahaan kecil.
Pada tingkat perusahaan, proses pembuatan produk dari tahap awal ( litbang ) sampai dengan tahap akhir ( penjualan dan pemasaran ) harus berorientasi pada peningkatan nilai tambah sepanjang rantai nilai ( lifting up the chain ).


BAB V KEBIJAKSANAAN STRATEGIS

A. Kebijaksanaan Umum
1) Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Klaster Industri.
- Memperkuat industri inti, industri terkait dan industri pendukung.
- Memperkuat keterkaitan antar klaster dalam satu sektor dan sektor lainnya.
- Mendorong tumbuhnya industri terkait.
- Memfasilitasi pemasran Dalam Negeri dan Luar Negeri.

2) Pengembangan Lingkungan Bisnis yang Kondusif
- Memperluas infrastruktur fisik.
- Memperluas infrastruktur bisnis jasa.
- Mengimplementasikan dan menyempurnakan perangkat hukum.
- Menyempurnakan perdagangan untuk mendukung industri.
- Menjamin HAKI.

3) Persebaran Industri
- Pemanfaatan lahan yang ada ( pemanfatan industrinya masih rendah )
- Perkembangan industri melalui kawasan pengolahan dan kawasan bebas perdagangan.

4). Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah
- Meningkatkan peran IKM dalam supporting dan related industry.
- Meningkatkan sosialisasi hasil Litbang.
- Mengembangkan Trading House.

5). Mengembangkan Sumber Daya Manusia.
- Reorientasi pengembangan SDM.
- Meningkatkan pendidikan kejuruan sampai perguruan tinggi.
- Memperluas infrastruktur pendidikan.
- Meningkatkan keterkaitan lembaga Litbang, industri dan PT.
- Meningkatkan program pelatihan keahlian khusus teknologi proses dan produk, teknik desain dan managemen.
6). Pengembangan teknologi.
7). Permodalan Investasi.
8). Pembangunan Industri Berkelanjutan.
- Sosialisasi produk bersih lingkungan.
- Aspek lingkungan.
- Internalisasi biaya pengelolaan lingkungan ke dalam biaya produksi.

B. Kebijaksanaan Industri Nasional

1). Padat sumber daya alam.
2). Padat tenaga kerja.
3). Padat modal.
4). Padat teknologi.


BAB VI KELEMBAGAAN

Untuk mengembangkan klaster, lembaga yang diperlukan adalah:
1) Dewan Peningkatan Daya Saing Internasional.
2) Sekretariat Dewan Peningkatan Daya Saing Internasional.
3) Kelompok Kerja Pengembangan Kebijaksanaan Industri, Perdagangan dan Investasi.
4) Kelompok Kerja Pengembangan Klaster.

Lembaga pelaksanaan kebijakan industri dalam melakukan tugasnya memperhatikan hal- hal sebagai berikut :
- Partisipasi pihak swasta.
- Pendekatan the rolling plan memerlukan fleksibelitas.
- Team Work antar instansi terkait.

Keberhasilan pelaksanaan klaster industri mencakup tiga proses yaitu :
- Perencanaan.
- Pelaksanaan.
- Evaluasi.

Tiga proses ini disebut the rolling process.


BAB VII KESIMPULAN

1. Kebijaksanaan ekonomi Indonesia yang direkomendasikan adalah bagaimana meningkatkan daya saing internasional pada semua sektor.
2. Klaster Industri merupakan instrumen yang tepat untuk mengembangkan industri ke arah industri yang berdaya saing internasional.
3. Klaster Industri dapat mengintegrasikan beberapa sektor industri.

Kebijaksanaan umun yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pembentukan klaster adalah :

1. Memperkuat industri yang terdapat dalam nilai rantai ( value chain ) mencakup core industry, supporting industries dan related industries.
2. Memperkuat keterkaitan antar klaster dalam satu sektor dan dengan klaster pada sektor lainnya.
3. Mendorong tumbuhnya related industries.
4. Memfasilitasi upaya pemasaran internasional dalam meningkatkan ekspor.

Tidak ada komentar: