1. PENDAHULUAN
Tantangan utama industri saat ini adalah kecenderungan penurunan daya saing. Penyebabnya adalah peningkatan biaya ekonomi, persaingan global dan belum memadainya layanan secara umum. Tantangan berikutnya adalah kelemahan struktural seperti lemahnya keterkaitan antara industri besar dengan industri kecil, belum terbangunnya klaster yang saling mendukung, keterbatasan industri berteknologi tinggi, kesenjangan kemampuan ekonomi antar daerah, dan ketergantungan beberapa komoditi tertentu. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan industri harus dilakukan secara terintegrasi dengan pengembangan sektor ekonomi lainnya, seperti pertanian, energi, sumber daya mineral, kehutanan, kelautan, pendidikan, riset, perdangangan termasuk melakukan koordinasi penanaman modalnk minvestasi di sektor industri. Oleh karenanya dukungan dan partisipasi seluruh pihak terkait sangat menentukan keberhasilan pembangunan sektor industri.
Dengan memperhatikan permasalahan tersebut, maka pembangunan industri harus bersinergi dan dapat dilaksanakan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan top down, yaitu pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah.Kedua, pendekatan bottom up, yaitu melalui penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing. Kedua pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan pengembangan kompetensi inti.
Kompetensi inti merupakan sekumpulan sumberdaya dan kemampuan organisasi yang memiliki keunikan tinggi yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Keunikan yang dimiliki dapat mempertajam keunggulan komoditi daerah.
2. KOPI SEBAGAI KOMODITI UNGGULAN
a. Rantai Nilai
Komoditas kopi di Kabupaten Temanggung telah diusahakan secara turun menurun sejak jaman penjajahan Belanda. Komoditas ini mempunyai potensi untuk dikembangkan karena merupakan komoditas yang memiliki harga yang stabil, sehingga dianggap dapat menjadi komoditas yang mampu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Temanggung.
Hampir seluruh kecamatan di Temanggung terdapat budidaya tanaman kopi rakyat. Secara teknis, hampir semua memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kopi. Sampai saat ini tercatat luas areal dan produksi kopi Robusta Kabupaten Temanggung menduduki peringkat pertama diantara daerah produsen kopi Jawa Tengah (diikuti daerah Wonosobo, Kab. Semarang dan Kendal). Luas areal tanaman kopi akhir tahun 2009 mencapai luas 10.244,44 ha dengan produksi mencapai 5.873,14 ton dengan jumlah keterlibatan petani 15.074 orang. Dari 20 (dua puluh) kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung terdapat potensi tanaman kopi, namun daerah-daerah sentra kopi terbesar hanya terdapat di 10 kecamatan yaitu kecamatan Gemawang, Candiroto, Kandangan, Bejen, Pringsurat, Bansari, Kledung, Kaloran, Wonoboyo
Produksi kopi di Kabupaten Temanggung cukup besar, total produksi kopi di rata- rata 5.873 ton per tahun, dengan produksi jenis kopi robusta. Kopi jenis Arabica. mulai dibudidayakan secara terprogram, saat ini sudah terdapat lebih dari 1.400 ha dari target 5.000 ha yang akan dikembangkan. Kopi arabica mulai dibudidayakan karena memiliki harga jual relatif lebih baik dari kopi robusta.
Kualitas kopi pada umumnya ditentukan semenjak tanam, proses pemanenan hingga proses pasca panen. Kualitas kopi juga tergantung pada adanya naungan. Naungan yang diperlukan adalah tanaman pelindung. Tanaman pelindung berfungsi mengikat Nitrogen (N) pada akar, dimana daun-daun tanaman pelindung yang gugur berfungsi meningkatkan kandungan nitrogen tanah. Selain itu tanaman pelindung ini diperlukan untuk mengatur intensitas cahaya matahari. Karena bila tanaman kopi kurang mendapat cahaya, maka tanaman kopi tidak akan berbunga dan tidak membentuk cabang yang banyak. Biasanya tanaman pelindung untuk budidaya tanaman kopi adalah albasia. Peluang pengusahaan kopi sangat terbuka, karena tata niaga kopi saat ini bebas dari kuota sementara permintaan kopi dunia meningkat.
Permasalahan dan Tantangan Pengusahaan Kopi di Kabupaten Temanggung.
· Keterbatasan modal.
Menyebabkan sebagian petani terpaksa memetik kopi belum sepenuhnya matang (petik hijau). Dalam kondisi yang demikian biji kopi yang dihasilkan akan memiliki mutu kurang . Keterbatasan modal ini menyebabkan para petani tidak dapat menyimpan kopi dalam jangka waktu yang lama
· Faktor keamanan
Keamanan menjadi isu yang meresahkan semenjak naiknya harga kopi, maka praktek-praktek pencurian kopi menjadi semakin marak, hal ini mendorong terjadinya petik hijau.
· Pengelolaan hasil pasca panen
Saat ini pengolahan kopi masih dilakukan secara tradisional. Proses penjemuran dan pengupasan masih belum menggunakan alat-alat yang standar. Akibanya biji kopi yang dihasilkan akan memiliki nilai cacat yang tinggi.
Di tingkat petani , kopi yang dipetik dan diolah sebagian telah mulai dikembangkan menjadi kopi bubuk, melalui kelompok usaha bersama (KUB). Proses penyimpanan kopi menjadi proses yang krusial karena akan menentukan tingkat fermentasi kopi, semakin lama disimpan akan dihasilkan kopi yang memiliki nilai yang tinggi.
Proses penetapan kompetensi inti dilakuan dengan memeriksa rantai nilai di dalam rangkaian pengusahaan komoditas unggulan prioritas. Dalam rangkaian pengusahaan ini diharapkan muncul adanya aktivitas yang dianggap mampu menghasilkan nilai tambah tinggi yang diharapkan akan menjadi kompetensi inti daerah.
Industri pengolahan kopi di Kabupaten Temanggung masih terbatas pada pengolahan kopi bubuk, yang masih membutuhkan adanya pembinaan dan penguatan pasar sehingga diharapkan akan muncul kopi spesifik khas Temanggung. Pengusahaan komoditas kopi sudah dimulai beberapa tahun, dan saat ini Kabupaten Temanggung sudah mulai mengekspor kopi melalui eksportir. Rantai nilai industri dari Pengusahaan kopi di Temanggung memberikan gambaran bahwa pengusahaan kopi saat ini masih dominan pada aktivitas penanaman dan pengolahan pasca panen. Industri pengolahan yang dilakukan baru pada tahap kemampuan menghasilkan kopi bubuk.
b. Penanaman dan Budidaya Kopi
Dalam budidaya tanaman kopi dibutuhkan bibit sebagai bahan baku tanaman. Bibit tanaman kopi dapat berasal dari biji kopi yang disemaikan atau dari stek batang sepanjang 7-10 m terdiri dari satu ruas yang dipotong runcing. Stek yang baik selain mempunyai ruas yang baik (ruas no 1, 2, dan 3 dari ujung tunas), juga sehat dan tahan terhadap hama penyakit.
Bahan penolong yang diperlukan dalam budidaya kopi adalah tanaman pelindung. Tanaman pelindung hendaknya berupa tanaman yang mampu mengikat Nitrogen (N) pada akar-akamya. Tanaman pelindung ini diperlukan untuk mengatur intensitas cahaya karena tanaman kopi termasuk tanaman pendek, apabila kurang mendapat cahaya, pohon kopi tidak akan berbunga dan membentuk cabang yang banyak.
c. Pengolahan Pasca Panen
Mutu kopi tak hanya ditentukan oleh bahan olahannya tetapi juga tergantung pada penanganan paska panen termasuk pengolahan dan penyimpanannya. Kopi bermutu dapat dihasilkan dari bahan yang baik serta diolah dan disimpan secara baik pula. Proses pengolahan kopi menurut cara kerjanya dibedakan dalam 2 (dua) cara yaitu pengolahan cara basah (Wet Indishe Bereiding/WIB) dan cara pengolahan kering (Oast Indishe Bereiding/01B).
Secara sederhana pengolahan kopi (basah) meliputi:
· Pemilihan buah yang dipanen dan perlakuan sortasi buah basah.
· Pengupasan kulit buah
· Pencucian buah yang masih diselimuti lendir
· Pengeringan biji kopi baik mengunakan sinar matahari dengan cara dijemur di lantai jemur maupun menggunakan mesin pengering kopi (system oven).
Pengolahan kering merupakan alternatif perlakuan untuk buah kopi dengan kategori:
o Buah Hijau
o Buah terserang hama
o Buah rusak atau kering (tidak segar)
Untuk menghasilkan kopi yang dapat menunjang standar perdagangan nasional maupun internasional diperlukan adanya standar umum yang dapat dijadikan pedoman dalam mata rantai pengelolaan usaha kopi khususnya bagi petani kopi, pedagang dan eksportir. Karena berdasarkan pengamatan bahwa proses penanganan dari petani produsen, pedagang perantara/pengumpul sampai dengan eksportir adalah mata rantai yang tidak bisa dipisahkan dalam penentuan mutu kopi.
Standar pengolahan kopi
1. Pengolahan kering
- Kadar air maksimum 13%.
- Kadar kotoran berupa ranting, batu kerikil, tanah dan benda-benda asing lainnya maksimum 0.5%.
- Bebas dari serangga hidup.
- Bebas dari biji yang berbau busuk dan bulukan.
- Biji tidak lolos ayakan ukuran 3 mm x 3 mm.
- Untuk biji ukuran besar tidak lolos ayakan ukuran 5,6 mm x 5,6 mm dengan maksimum lolos 1%
2. Pengolahan basah
- Kadar air maksimum 12%.
- Kadar kotoran maksimum 0,5%.
- Bebas dari serangga hidup.
- Bebas dari biji yang berbau busuk dan bulukan.
- Untuk kopi Arabica :
o Biji ukuran besar tidak lolos ayakan lubang bulat diameter 7,5 mm dengan maksimum lolos 2,5%.
o Biji ukuran sed2ng tidak lolos ayakan lubat bulat diameter 6,5 mm dengan .maksimum lolos 2,5%.
o Biji ukuran, kecil tidak lolos ayakan lubang bulat diameter 5,5 mm dengan maksimum lolos 2,5%
- Untuk jenis bahan Robusta ukuran biji tidak dipersyaratkan.
3. Pengolahan Produk-produk turunan kopi
Pengolahan produk turunan kopi, dilakukan dengan menggunakan biji kopi kering yang sudah disimpan dalam waktu yang cukup. Penyimpanan biji kopi kering dalam jangka waktu tertentu (biasanya 3-6 bulan atau lebih). Dalam penyimpanan yang sesuai dapat berdampak pada meningkatnya kualitas fermentasi pada biji kopi tersebut.
Pengolahan kopi bubuk di Kabupaten Temanggung dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok usaha bersama. Pengolahan biji kopi kering menjadi kopi bubuk dilakukan dengan cara menyangrai biji kopi dalam waktu tertentu. Setelah proses penyangraian selesai, biji kopi kemudian digiling untuk menghasilkan kopi bubuk
3. KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG DAN TANTANGAN (SWOT)
a. Potensi
Data potensi Pengolahan Kopi Kabupaten TemanggungTahun 2009
Komoditi | Petani | Luas Areal | Jumlah Produksi |
Kopi | 15.074 | 10.244,44 Ha | 5.873,14 ton |
b. Swot Analisis
Kekuatan (S) |
1. lklim mendukung pertanaman kopi 1. Lahan cukup luas 2. Terdapat kelompok-kelompok tani dan kelompok usaha bersama 3. Luas areal pengusahaan kopi terbesar di Jawa Tengah 4. Kopi Temanggung sudah berkembang sejak jaman Belanda. 5. Kopi sudah diusahakan secara turun temurun. 6. Sumber daya manusia (SDM) tersedia |
Kelemahan (W) |
1. Saat ini kopi Temanggung dipasarkan melalui eksportir luar daerah 2. Modal lemah sehingga petani melakukan petik hijau. 3. Mutu pengolahan pasca panen belum standar. 4. Masih rendahnya kualitas olahan kopi (kopi bubuk) 5. Belum terbinanya kemampuan blending dan roasting 6. Pengembangan kopi menjadi industri yang memiliki nilai tambah belum maksimal |
Peluang (0) |
1. Luas lahan dan produktivitas masih dapat ditingkatkan 2. Penganekaragaman kopi Robusta dan kopi Arabica sedang diintensifkan 3. Bergesernya trend konsumsi kopi dunia ke arah roasted coffee 4. Terbukanya tata niaga kopi yang bebas kuota 5. Harga kopi dunia cenderung naik |
Ancaman (T) |
1. Pencurian buah kopi terutama pada saat musim panen. 1. Persaingan dengan daerah lain. 2. Iklim berubah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan mutu kopi |
c. Strategi Pengembangan Kompetensi Inti Kabupaten Temanggung
Kekuatan - Peluang | Kekuatan – Ancaman |
1. Pengembangan luas lahan produksi kopi Arabica 2. Meningkatkan kualitas produksi biji kopi Robusta 3. Meningkatkan kemampuan blending dan roasting agar mampu menghasilkan kopi dengan ciri khas Temanggung | 1. Melibatkan Pemerintah Daerah dan asosiasi pengusaha untuk menjaga harga jual kopi 2. Meningkatkan koordinasi dengan pihak keamanan dalam mengamankan kebun-kebun kopi rakyat 3. Mengembangkan citra biji kopi Temanggung sebagai biji kopi terbaik |
Kelemahan - Peluang | Kelemahan - Ancaman |
1. Meningkatkan modal para petani 2. Mengembangkan kerjasama dengan eksportir 3. Membuka akses pasar langsung dengan pembeli di dalam dan luar negeri (pengembangan pasar) | 1. Mengembangkan kemampuan proses dan standarisasi untuk menghasilkan biji kopi kelas A 2. Mengembangkan standarisasi pengolahan pasca panen |
Tabel AnalisisKesenjangan Kompetensi
Sasaran Kompetensi | Kapabilitas/kompetensi saat ini | Cara Mengatasi Kesenjangan Kompetensi |
Terdapat kemampuan menghasilkan biji kopi (kopi ose atau biji kopi) dengan kualitas A | Petani sudah memahami bahwa pemetikan dilakukan pada buah merah dan diproses dalam keadaan segar, keterbatasan modal menyebabkan petani melakukan petik hijau | - Meningkatkan permodalan di tingkat petani - Standarisasi penggunaan mesin pengupas kopi dan mesin poles. - Diseminasi/mengembangkan kemampuan produksi produk-produk berbasis kopi yang bernilai tambah tinggi. |
Terdapat kemampuan mengolah biji kopi menjadi produk-produk turunannya. | Saat ini kemampuan pengolahan biji kopi baru sampai pada pembuatan kopi bubuk | Pengembangan diversifikasi Produk- Produk yang memiliki nilai tambah tinggi. |
4. TARGET PENGEMBANGAN
Target | Jangka Menengah (2010- 2014) | Jangka Panjang (2010- 2025) |
Pengembangan Kelembagaan | o Kelompok Kerja menjadi wadah stakeholder dalam mengembangkan bisnis secara berkesinambungan. o Kelompok kerja dapat operasional dan menjaga arah pengembangan kompetensi inti | Terbentuk kelompok usaha bersama dan asosiasi yang profesional |
Pengembangan pengolahan pasca panen | o Terjadi proses pengolahan pasca panen kopi yang mampu menghasilkan biji kopi grade A o Kopi bermutu baik menjadi branding Kabupaten Temanggung | Terbentuk diversifikasi produk yang dapat bersaing ditingkat nasional dan internasional |
Pengembangan Produksi Kopi Robusta dan Kopi Arabika | Luasan lahan kopi robusta dan arabika bertambah | Terbentuk pengusahaan kopi dengan sertifikat yang berlaku internasional |
Pengembangan kemampuan pemasaran | o Terjadi peningkatan ekspor kopi Kabupaten Temanggung o Terjadi kerjasama keterkaitan antar industri besar, menengah dan kecil | Terbentuk kaster kopi yang saling tekait |
Pengembangan Kopi Temanggung sebagai specialized coffee | o Beberapa varian khas kopi Temanggung telah diusahakan kelompok usaha bersama o Perluasan pangsa pasar dan kerjasama pemasaran | Pasokan kopi dunia terpenuhi dari Kabupaten Temanggung |
5. Roadmap Pengembangan Kompetensi Inti Kabupaten Temanggung
STRATEGI | JANGKA PENDEK | JANGKA MENENGAH |
Pengembangan kelembagaan pendukung kompetensi inti Kabupaten Temanggung | - Tersusunnya Kelompok Kerja Pengembangan Kompetensi Inti Kabupaten Temanggung - Tersusunnya Organisasi dan Tata Laksana Kelompok Kerja Pengembangan Kompetensi Inti Kabupaten Temanggung - Terdapatnya suatu forum komunikasi yang mewadahi stakeholder di Kabupaten Temanggung dalam rangka pengembangan Kompetensi inti - Terjadinya Monitoring dan Evaluasi | - Kelompok Kerja menjadi wadah bagi para stakeholder dalam mengembangkan bisnis kopi secara berkesinambungan - Kelompok Kerja dapat memonitor dan menjaga arah pengembangan kompetensi inti Kabupaten Temanggung |
Meningkatkan kemampuan melakukan pengolahan pasca panen kopi | - Tersusunnya standar baku proses pasca panen kopi - Terimplementasinya standar baku proses pasca panen - Terdapatnya mesin pengupas kopi yang memeruhi standar - Meningkatnya daya tahan ekonomi petani - Terciptanya kerjasama dengan aparat keamanan dalam menjaga keamanan kebun-kebun kopi. | - Terjadinya proses pengolahan pasca panen kopi yang mampu menghasilkan biji kopi grade A - Biji kopi Temanggung yang dihasilkan senantiasa menghasilkan grade A |
Meningkatkan produksi kopi Robusta | - Meningkatnya luas lahan produksi kopi Robusta - Tersedianya bibit unggul kopi Robusta | - Meningkatnya produksi biji kopi Robusta |
Mengembangkan produksi kopi Arabica | - Meningkatnya luas lahan produksi kopi Arabica - Tersediarya bibit unggul kopi Arabica | - Meningkatnya produksi biji kopi Arabica. |
Mengembangkan kemampuan pemasaran biji kopi dan produk turunan kopi. | - Terdapatnya suatu rencana pemasaran yang terintegrasi guna meningkatkan citra kopi Temanggung - Terdapatnya kerjasama dengan para eksportir kopi di Indonesia. | - Meningkatnya eksport kopi Temanggung - Terdapatnya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan nasional yang memproduksi kopi |
Mengembangkan citra kopi Temanggung sebagai specialized coffee | - Terdapatnya tenaga ahli yang mampu mengembangkan blending dan roasting untuk Kopi Temanggung - Terdapatnya 1 (satu) atau lebih varian kopi khas Temanggung dan cara pengusahaannya. - Terdapatnya kegiatan percontohan untuk menghasilkan varian kopi khas Temanggung. | - (Satu atau Beberapa) Varian kopi khas Temanggung telah mulai diusahakan di kelompok tani - Terbentuknya kerjasama dengan hotel, rumah makan dan warung- warung di Temanggung untuk turut mempromosikan varian kopi Temanggung |
6. KERANGKA PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI
Industri Inti | Industri Penunjang | Industri Terkait | |
Kopi Olah Basah (WIB), Kopi Olah Kering (OIB), Kopi Bubuk, Kopi Mix, dll | Biji Kopi, Mesin dan peralatan, kemasan, kertas, plastik, logam,bahan kimia, gula, sirup, susu, dll | Makanan dan minuman, farmasi,dll | |
Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)
| Sasaran Jangka Panjang (2010- 2025)
| ||
Strategi · Penganeragaman produk kopi · Peningkatan mutu · Peningkatan nilai tambah · Penerapan teknologi | |||
Pokok- pokok Rencana Aksi Jangka Menengah (2010- 2014)
| Pokok- pokok Rencana Aksi Jangka Panjang (2010- 2025)
| ||
Unsur Penunjang | |||
Periodisasi Peningkatan Teknologi
Pasar
| SDM
Infrastruktur
| ||
7. RANTAI NILAI INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI
(PROSES UTAMA)
Proses Utama | Logistik Masuk | Operasi | Logistik Keluar | Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) |
Aktivitas | - Penanaman dan Budidaya Tanaman Kopi - Pemetikan/Pemanenan (petik merah) | - Pengolahan Pasca panen - Pengolahan Biji Kopi menjadi kopi olahan | Pengiriman biji kopi ke eksportir | Pemasaran Biji Kopi dan/atau Produk Kopi ditingkat nasional maupun internasional |
Sumber Daya, Kapabilitas /Kompetensi | - Lahan dan iklim yang mendukung penanaman kopi - Komoditas kopi diusahakan dengan perkebunan kopi rakyat - Budidaya kopi sudah dilaksanakan sejak jaman dulu - Mayoritas yang diusahakan adalah kopi robusta Kopi arabica mulai diusahakan, karena nilai dan peluang eksport yang tinggi - Pemetikan kopi dilakukan dengan persyaratan buah keadaan matang berwarna merah dan segar. - Perawatan dan pemupukan pohon kopi. | - Pemilihan buah yang dipanen, perlakuan sortasi buah basah, hanya untuk buah kopi yang berwarna merah dan dalam keadaan segar - Pengupasan kulit buah - Pencucian buah yang masih diselimuti lendir - Fermmentasi biji kopi - Penyeringan biji kopi dengan memanfaatkan sinar matahari dengan cara dijemur di lantai femur hingga mencapai kadar air 12.5% - Terdapat kelompok-kelompok tani. - Pengolahan biji kopi sudah mulai diusahakan ditingkat petani - Proses pengolahan dilakukan dengan penyangraian (roasting) dan penggilingan biji kopi (dry fermented menjadi ko-ibubuk. | Pengiriman dilakukan menggunakan jasa transportasi | Biji Kopi yang dihasillkan dijual ke eksportir |
8. RANTAI NILAI INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI
(PROSES PENDUKUNG)
Proses Pendukung | Logistik Masuk | Operasi | Logistik Keluar | Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan |
(1) | (2) | (3) | (4) | (5) |
Infrastruktur | Terdapatnya jaringan jalan dan transportasi untuk diperolehnya bahan baku dari dalam dan dari luar daerah | | Terdapat jaringan jalan dan transportasi yang memadai. | |
Sumber Daya manusia | | - SDM berasal dari desa-desa yang mengembangkan tanaman kopi - Kemampuan penanaman dan budidaya kopi sudah tumbuh sejak jaman dulu | Terdapat fasilitas transportasi | Terdapat hubungan kerjasama dengan eksportir |
Pengembangan | - Terdapat kelompok tani - Terdapat kegiatan pembinaan dari pemerintah - Terdapat sekolah penyuluh | Terdapat perwakilan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, yang mensosialisasikan pemrosesan kopi dan standarisasi secara aktif | | |
Pengadaan | - Bibit kopi diperoleh dengan cara melakukan pembibitan secara mandiri didalam kelompok tani maupun melalui bantuan pemerintah kabupaten Temanggung, melalui Disbunhut - Ketersediaan pupuk dan peralatan dapat diperoleh dengan cara membeli | Peralatan diperoleh dengan cara membeli | | |
Kapasitas & Kapabilitas Pemerintah Daerah | Terdapat pembinaan dan peningkatan kepasitas produksi kopi Temanggung | Proses pengolahan dan pemasaran kopi bubuk dikembangkan dan disosialisasikan oleh AEKI, kelompok tani dan pemerintah kabupaten Temanggung | | Ekspor kopi Temanggung diprakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung guna meningkatkan prospek pengembangan biji kopi |