Sabtu, 24 September 2011

PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI KOPI KABUPATEN TEMANGGUNG


  1.  PENDAHULUAN
Tantangan utama industri saat ini adalah kecenderungan penurunan daya saing. Penyebabnya adalah peningkatan biaya ekonomi, persaingan global dan belum memadainya layanan secara umum. Tantangan berikutnya adalah kelemahan struktural seperti lemahnya keterkaitan antara industri besar dengan industri kecil, belum terbangunnya  klaster yang saling mendukung, keterbatasan industri berteknologi tinggi, kesenjangan kemampuan ekonomi antar daerah, dan ketergantungan beberapa komoditi tertentu. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan industri harus dilakukan secara  terintegrasi dengan pengembangan sektor ekonomi lainnya, seperti pertanian, energi, sumber daya mineral, kehutanan, kelautan, pendidikan, riset, perdangangan termasuk melakukan koordinasi penanaman modalnk minvestasi di sektor industri. Oleh karenanya dukungan dan partisipasi seluruh pihak terkait sangat menentukan keberhasilan pembangunan sektor industri.
Dengan memperhatikan permasalahan tersebut,  maka pembangunan industri  harus bersinergi dan dapat dilaksanakan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan top down, yaitu pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah.Kedua, pendekatan bottom up, yaitu  melalui penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing. Kedua pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan pengembangan kompetensi inti.
Kompetensi inti merupakan sekumpulan sumberdaya dan kemampuan  organisasi yang memiliki keunikan tinggi yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Keunikan yang dimiliki  dapat mempertajam keunggulan komoditi daerah.


2.  KOPI SEBAGAI KOMODITI UNGGULAN
a.      Rantai Nilai
Komoditas kopi di Kabupaten Temanggung telah diusahakan secara turun menurun  sejak jaman penjajahan Belanda. Komoditas ini  mempunyai potensi untuk dikembangkan karena merupakan komoditas yang memiliki harga yang stabil, sehingga dianggap dapat menjadi komoditas yang mampu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Temanggung.
Hampir seluruh kecamatan di Temanggung  terdapat budidaya tanaman kopi rakyat. Secara teknis, hampir semua  memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kopi.  Sampai saat ini tercatat luas areal dan produksi kopi Robusta Kabupaten Temanggung menduduki peringkat pertama diantara daerah produsen kopi Jawa Tengah (diikuti daerah Wonosobo, Kab. Semarang dan Kendal). Luas areal tanaman kopi akhir tahun 2009 mencapai luas 10.244,44 ha dengan produksi  mencapai 5.873,14 ton dengan jumlah keterlibatan petani 15.074 orang. Dari 20 (dua puluh) kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung terdapat potensi tanaman kopi, namun daerah-daerah sentra kopi terbesar hanya terdapat di 10 kecamatan yaitu kecamatan Gemawang, Candiroto, Kandangan, Bejen, Pringsurat, Bansari, Kledung, Kaloran, Wonoboyo
Produksi kopi di Kabupaten Temanggung cukup besar, total produksi kopi di rata- rata  5.873 ton per tahun, dengan produksi jenis kopi robusta. Kopi jenis Arabica. mulai dibudidayakan secara terprogram, saat ini sudah terdapat lebih dari 1.400 ha dari target 5.000 ha yang akan dikembangkan. Kopi arabica mulai dibudidayakan karena memiliki harga jual relatif lebih baik dari kopi robusta.
Kualitas kopi pada umumnya ditentukan  semenjak tanam, proses pemanenan hingga proses pasca panen. Kualitas kopi juga tergantung pada adanya naungan. Naungan yang diperlukan adalah tanaman pelindung. Tanaman pelindung berfungsi mengikat Nitrogen (N) pada akar, dimana daun-daun tanaman pelindung yang gugur berfungsi meningkatkan kandungan nitrogen tanah. Selain itu tanaman pelindung ini diperlukan untuk mengatur intensitas cahaya matahari. Karena bila tanaman kopi kurang mendapat cahaya, maka tanaman kopi tidak akan berbunga dan tidak membentuk cabang yang banyak. Biasanya tanaman pelindung untuk budidaya tanaman kopi adalah albasia. Peluang pengusahaan kopi sangat terbuka, karena tata niaga kopi saat ini bebas dari kuota sementara permintaan kopi dunia meningkat.

Permasalahan dan Tantangan Pengusahaan Kopi  di Kabupaten Temanggung.
·         Keterbatasan modal.
Menyebabkan sebagian petani terpaksa memetik kopi belum sepenuhnya matang (petik hijau). Dalam kondisi yang demikian biji kopi yang dihasilkan akan memiliki mutu kurang . Keterbatasan modal ini menyebabkan para petani tidak dapat menyimpan kopi dalam jangka waktu yang lama

·         Faktor keamanan
Keamanan menjadi isu yang meresahkan  semenjak naiknya harga kopi, maka praktek-praktek pencurian  kopi menjadi semakin marak, hal ini  mendorong terjadinya petik hijau.
·         Pengelolaan hasil pasca panen
Saat ini pengolahan kopi masih dilakukan secara tradisional. Proses penjemuran dan pengupasan  masih belum menggunakan alat-alat yang standar. Akibanya biji kopi yang dihasilkan akan memiliki nilai cacat  yang tinggi.

Di tingkat petani , kopi yang dipetik dan diolah sebagian telah mulai dikembangkan menjadi kopi bubuk, melalui kelompok usaha bersama (KUB). Proses penyimpanan kopi menjadi proses yang krusial karena akan menentukan tingkat fermentasi kopi, semakin lama disimpan akan dihasilkan kopi yang memiliki nilai yang tinggi.
Proses penetapan kompetensi inti dilakuan dengan memeriksa rantai nilai di dalam rangkaian pengusahaan komoditas unggulan prioritas. Dalam rangkaian pengusahaan ini diharapkan muncul adanya aktivitas yang dianggap mampu menghasilkan nilai tambah tinggi yang diharapkan akan menjadi kompetensi inti daerah.
Industri pengolahan kopi  di Kabupaten Temanggung masih terbatas pada pengolahan kopi bubuk, yang masih membutuhkan adanya pembinaan dan penguatan pasar sehingga diharapkan akan muncul kopi spesifik khas Temanggung. Pengusahaan komoditas kopi sudah dimulai  beberapa tahun, dan saat ini Kabupaten Temanggung sudah mulai mengekspor kopi melalui eksportir. Rantai nilai industri dari Pengusahaan kopi di Temanggung memberikan gambaran bahwa pengusahaan kopi saat ini masih dominan pada aktivitas penanaman dan pengolahan pasca panen. Industri pengolahan yang dilakukan baru pada tahap kemampuan menghasilkan kopi bubuk.

b.      Penanaman dan Budidaya Kopi
Dalam budidaya tanaman kopi dibutuhkan bibit sebagai bahan baku tanaman. Bibit tanaman kopi dapat berasal dari biji kopi yang disemaikan atau dari stek batang sepanjang 7-10 m terdiri dari satu ruas yang dipotong runcing.  Stek yang baik selain mempunyai ruas yang baik (ruas no 1, 2, dan 3 dari ujung tunas),  juga sehat dan tahan terhadap  hama penyakit.
Bahan penolong yang diperlukan dalam budidaya kopi adalah tanaman pelindung. Tanaman pelindung hendaknya berupa tanaman yang mampu mengikat Nitrogen (N) pada akar-akamya. Tanaman pelindung ini diperlukan untuk mengatur intensitas cahaya karena tanaman kopi termasuk tanaman pendek, apabila kurang mendapat cahaya, pohon kopi tidak akan berbunga dan membentuk cabang yang banyak.

c.  Pengolahan Pasca Panen
Mutu kopi tak hanya ditentukan oleh bahan olahannya tetapi juga tergantung pada penanganan paska panen termasuk pengolahan dan penyimpanannya. Kopi bermutu  dapat dihasilkan dari bahan yang baik serta diolah dan disimpan secara baik  pula. Proses pengolahan kopi menurut cara kerjanya dibedakan dalam 2 (dua) cara yaitu pengolahan  cara basah (Wet Indishe Bereiding/WIB) dan cara pengolahan kering (Oast Indishe Bereiding/01B).
Secara sederhana pengolahan kopi (basah)  meliputi:
·         Pemilihan buah yang dipanen dan perlakuan sortasi buah basah.
·         Pengupasan kulit buah
·          Pencucian buah yang masih diselimuti lendir
·         Pengeringan biji kopi baik mengunakan sinar matahari dengan cara dijemur di lantai jemur maupun menggunakan mesin pengering kopi (system oven).
Pengolahan kering merupakan alternatif perlakuan untuk buah kopi dengan kategori:
o Buah Hijau
o Buah terserang hama
o Buah rusak atau kering (tidak segar)

Untuk menghasilkan kopi yang dapat menunjang standar perdagangan nasional maupun internasional diperlukan adanya standar umum yang dapat dijadikan pedoman  dalam mata rantai pengelolaan usaha kopi khususnya bagi petani kopi, pedagang dan eksportir. Karena berdasarkan pengamatan bahwa proses penanganan dari petani produsen, pedagang perantara/pengumpul sampai dengan eksportir adalah mata rantai yang tidak bisa dipisahkan dalam penentuan mutu kopi.
Standar pengolahan kopi
1.       Pengolahan kering
-  Kadar air maksimum 13%.
-  Kadar kotoran berupa ranting, batu kerikil, tanah dan benda-benda asing lainnya maksimum 0.5%.
-  Bebas dari serangga hidup.
-  Bebas dari biji yang berbau busuk dan bulukan.
-  Biji tidak lolos ayakan ukuran 3 mm x 3 mm.
-  Untuk biji ukuran besar tidak lolos ayakan ukuran 5,6 mm x 5,6 mm dengan maksimum lolos 1%

2.       Pengolahan basah
-  Kadar air maksimum 12%.
-  Kadar kotoran maksimum 0,5%.
-  Bebas dari serangga hidup.
-  Bebas dari biji yang berbau busuk dan bulukan.
-  Untuk kopi Arabica :
o  Biji ukuran besar tidak lolos ayakan lubang bulat diameter 7,5 mm dengan maksimum lolos 2,5%.
o  Biji ukuran sed2ng tidak lolos ayakan lubat bulat diameter 6,5 mm dengan .maksimum lolos 2,5%.
o  Biji ukuran, kecil tidak lolos ayakan lubang bulat diameter 5,5 mm dengan maksimum lolos 2,5%
-  Untuk jenis bahan Robusta ukuran biji tidak dipersyaratkan.

3.       Pengolahan Produk-produk turunan kopi
Pengolahan produk turunan kopi, dilakukan dengan menggunakan biji kopi kering yang sudah disimpan dalam waktu yang cukup. Penyimpanan biji kopi kering dalam jangka waktu tertentu (biasanya 3-6 bulan atau lebih). Dalam  penyimpanan yang sesuai dapat berdampak pada meningkatnya kualitas fermentasi pada biji kopi tersebut.
Pengolahan kopi bubuk di Kabupaten Temanggung  dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok usaha bersama. Pengolahan biji kopi kering menjadi kopi bubuk dilakukan dengan cara menyangrai biji kopi dalam waktu tertentu. Setelah proses penyangraian selesai, biji kopi kemudian digiling untuk menghasilkan kopi bubuk

3.    KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG DAN TANTANGAN (SWOT)

a.  Potensi
Data potensi Pengolahan Kopi Kabupaten TemanggungTahun  2009
Komoditi
Petani
Luas Areal
Jumlah
Produksi
Kopi
15.074
10.244,44 Ha
5.873,14 ton

b. Swot  Analisis
Kekuatan (S)
1.       lklim mendukung pertanaman kopi
1.    Lahan cukup luas
2.    Terdapat kelompok-kelompok tani dan kelompok usaha bersama
3.    Luas areal pengusahaan kopi terbesar di Jawa Tengah
4.    Kopi  Temanggung sudah berkembang sejak jaman Belanda.
5.    Kopi sudah diusahakan secara turun temurun.
6.    Sumber daya manusia  (SDM) tersedia
Kelemahan (W)
1.       Saat ini kopi Temanggung dipasarkan melalui eksportir luar daerah
2.     Modal lemah sehingga petani  melakukan petik hijau.
3.     Mutu pengolahan pasca panen belum standar.
4.     Masih rendahnya kualitas olahan kopi (kopi bubuk)
5.     Belum terbinanya kemampuan blending dan roasting
6.     Pengembangan kopi menjadi industri yang memiliki nilai tambah belum          
       maksimal
Peluang (0)
1.  Luas lahan dan produktivitas  masih dapat ditingkatkan
2.  Penganekaragaman kopi Robusta dan kopi Arabica sedang diintensifkan
3.  Bergesernya trend konsumsi kopi dunia ke arah roasted coffee
4.  Terbukanya tata niaga kopi yang  bebas kuota
5.  Harga kopi dunia cenderung naik
Ancaman (T)
1.       Pencurian buah kopi terutama pada saat musim panen.
1.    Persaingan dengan daerah lain.
2.    Iklim berubah dapat mempengaruhi pertumbuhan dan mutu kopi
  
c. Strategi Pengembangan Kompetensi Inti Kabupaten Temanggung

Kekuatan - Peluang
Kekuatan – Ancaman
1.       Pengembangan luas lahan produksi kopi Arabica
2.       Meningkatkan kualitas produksi biji kopi Robusta
3.       Meningkatkan kemampuan blending dan roasting agar mampu menghasilkan kopi dengan ciri khas Temanggung
1.       Melibatkan Pemerintah Daerah dan asosiasi pengusaha untuk menjaga harga jual kopi
2.       Meningkatkan koordinasi dengan pihak keamanan dalam mengamankan kebun-kebun kopi rakyat
3.       Mengembangkan citra biji kopi Temanggung sebagai biji kopi terbaik
Kelemahan - Peluang
Kelemahan - Ancaman
1.       Meningkatkan  modal para petani
2.       Mengembangkan kerjasama dengan eksportir
3.       Membuka akses pasar langsung dengan pembeli di dalam dan luar negeri (pengembangan pasar)
1.       Mengembangkan kemampuan proses dan standarisasi untuk menghasilkan biji kopi kelas A
2.       Mengembangkan standarisasi pengolahan pasca panen


Tabel AnalisisKesenjangan Kompetensi

Sasaran Kompetensi
Kapabilitas/kompetensi
saat ini
Cara Mengatasi
Kesenjangan Kompetensi
Terdapat kemampuan menghasilkan biji kopi (kopi ose atau biji kopi) dengan kualitas A
Petani sudah memahami bahwa pemetikan dilakukan pada buah merah dan diproses dalam keadaan segar, keterbatasan modal menyebabkan petani  melakukan petik hijau
-        Meningkatkan permodalan di tingkat petani
-        Standarisasi penggunaan mesin pengupas kopi dan mesin poles.
-        Diseminasi/mengembangkan kemampuan produksi produk-produk berbasis kopi yang bernilai tambah tinggi.
Terdapat kemampuan mengolah biji kopi menjadi produk-produk turunannya.
Saat ini kemampuan pengolahan biji kopi baru sampai pada pembuatan kopi bubuk
Pengembangan diversifikasi Produk- Produk  yang memiliki nilai tambah tinggi.

 4.  TARGET PENGEMBANGAN
Target
Jangka Menengah (2010- 2014)
Jangka Panjang (2010- 2025)
Pengembangan Kelembagaan
o    Kelompok Kerja menjadi wadah stakeholder dalam mengembangkan bisnis secara berkesinambungan.
o   Kelompok kerja dapat  operasional dan menjaga arah pengembangan kompetensi inti
Terbentuk kelompok usaha bersama dan asosiasi yang profesional
Pengembangan pengolahan pasca panen

o   Terjadi proses pengolahan pasca panen kopi yang mampu menghasilkan biji kopi grade A
o   Kopi bermutu baik menjadi branding Kabupaten Temanggung
Terbentuk diversifikasi produk yang dapat bersaing ditingkat nasional dan internasional
Pengembangan Produksi Kopi Robusta dan Kopi Arabika

Luasan lahan kopi robusta dan arabika bertambah
Terbentuk pengusahaan kopi dengan sertifikat yang berlaku internasional
Pengembangan kemampuan pemasaran

o   Terjadi peningkatan ekspor kopi Kabupaten Temanggung
o   Terjadi kerjasama keterkaitan antar industri besar, menengah dan kecil
Terbentuk kaster kopi yang saling tekait
Pengembangan Kopi Temanggung sebagai specialized coffee

o   Beberapa varian khas kopi Temanggung telah diusahakan kelompok  usaha bersama
o   Perluasan pangsa pasar dan kerjasama pemasaran
Pasokan kopi dunia terpenuhi dari Kabupaten Temanggung

5.  Roadmap Pengembangan Kompetensi Inti Kabupaten Temanggung

STRATEGI
JANGKA PENDEK
JANGKA MENENGAH
Pengembangan kelembagaan pendukung kompetensi inti Kabupaten Temanggung
-    Tersusunnya Kelompok Kerja Pengembangan Kompetensi Inti Kabupaten Temanggung
-    Tersusunnya Organisasi dan Tata Laksana Kelompok Kerja Pengembangan Kompetensi Inti Kabupaten Temanggung
-    Terdapatnya suatu forum komunikasi yang mewadahi stakeholder di Kabupaten Temanggung dalam rangka pengembangan Kompetensi inti
-    Terjadinya Monitoring dan Evaluasi
-    Kelompok Kerja menjadi wadah bagi para stakeholder dalam mengembangkan bisnis kopi secara berkesinambungan
-    Kelompok Kerja dapat memonitor dan menjaga arah pengembangan kompetensi inti Kabupaten Temanggung
Meningkatkan kemampuan melakukan pengolahan pasca panen kopi
-    Tersusunnya standar baku proses pasca panen kopi
-    Terimplementasinya standar baku proses pasca panen
-    Terdapatnya mesin pengupas kopi yang memeruhi standar
-    Meningkatnya daya tahan ekonomi petani
-    Terciptanya kerjasama dengan aparat keamanan dalam menjaga keamanan kebun-kebun kopi.
-    Terjadinya proses pengolahan pasca panen kopi yang mampu menghasilkan biji kopi grade A
-    Biji kopi Temanggung yang dihasilkan senantiasa menghasilkan grade A
Meningkatkan produksi kopi Robusta
-    Meningkatnya luas lahan produksi kopi Robusta
-    Tersedianya bibit unggul kopi Robusta
-    Meningkatnya produksi biji kopi Robusta
Mengembangkan produksi kopi Arabica
-    Meningkatnya luas lahan produksi kopi Arabica
-    Tersediarya bibit unggul kopi Arabica
-    Meningkatnya produksi biji kopi Arabica.
Mengembangkan kemampuan pemasaran biji kopi dan produk turunan kopi.
-    Terdapatnya suatu rencana pemasaran yang terintegrasi guna meningkatkan citra kopi Temanggung
-    Terdapatnya kerjasama dengan
para eksportir kopi di Indonesia.
-    Meningkatnya eksport kopi Temanggung
-    Terdapatnya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan nasional yang memproduksi kopi
Mengembangkan citra kopi Temanggung sebagai specialized coffee
-    Terdapatnya tenaga ahli yang mampu mengembangkan blending dan roasting untuk Kopi Temanggung
-    Terdapatnya 1 (satu) atau lebih varian kopi khas Temanggung dan cara pengusahaannya.
-    Terdapatnya kegiatan percontohan untuk menghasilkan varian kopi khas Temanggung.
-    (Satu atau Beberapa) Varian kopi khas Temanggung telah mulai diusahakan  di kelompok tani
-    Terbentuknya kerjasama dengan hotel, rumah makan dan warung- warung di Temanggung untuk turut mempromosikan varian kopi Temanggung

 6.    KERANGKA PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI

Industri Inti
Industri Penunjang
Industri Terkait

Kopi  Olah Basah (WIB), Kopi Olah Kering (OIB), Kopi Bubuk, Kopi Mix, dll


Biji Kopi, Mesin dan peralatan, kemasan, kertas, plastik, logam,bahan kimia, gula, sirup, susu, dll

Makanan dan minuman, farmasi,dll

Sasaran Jangka Menengah (2010-2014)
  • Meningkatnya utilitas industri kopi dari 15 % menjadi 25 %
  • Meningkatnya mutu kopi dari petik hijau menjadi petik merah
  • Meningkatnya investasi mesin dan peralatan
  • Meningkatnya konsumsi kopi perkapita
  • Meningkatnya ekspor sekitar 5 % pertahun

Sasaran Jangka Panjang (2010- 2025)
  • Meningkatkan jumlah  industri   dari  981 unit  usaha menjadi 1.250 unit  usaha
  • Meningkatkan kapasitas terpasang dari 15 % menjadi 50 %
  • Meningkatkan nilai ekspor sebesar 10 %
Strategi
·         Penganeragaman produk kopi
·         Peningkatan mutu
·         Peningkatan nilai tambah
·         Penerapan teknologi
Pokok- pokok Rencana Aksi Jangka Menengah
(2010- 2014)
  • Regulasi peraturan perundang- undangan yang menghambat industri
  • Meningkatkan kemitraan usaha kopi
  • Mengembangkan kerjasama terkait  untuk meningkatkan mutu
  • Mendorong pembangunan fasilitasi unit produksi dan pemasaran
  • Meningkatkan diversifikasi produk
Pokok- pokok Rencana Aksi Jangka Panjang
(2010- 2025)
  • Meningkatkan  produksi kopi melalui perluasan tanaman
  • Mengembangkan industri kopi berbasis teknologi
  • Mengembangkan pusat  penelitian dan pengembangan kopi

Unsur Penunjang
Periodisasi Peningkatan Teknologi
  • Inisiasi (2010-2014) Pengembangan teknologi Kopi/ Kopi bubuk, kopi mix, permen dll
  • Pengembangan cepat (2010-2025) Modifikasi dan Pengembangan teknologi pengolahan kopi.
  • Pematangan  (2021-2025) industry up grading

Pasar
  • Meningkatkan jaringan pemasaran ekspor
  • Meningkatkan kualitas produk dan branding
  • Meningkatkan promosi ekspor dan efesiensi rantai pemasaran dalam negeri dan luar negeri

SDM
  • Pelatihan manajemen mutu
  • Peningkatan keahlian dan kemampuan SDM

Infrastruktur
  • Meningkatkan peran Litbang
  • Menghilangkan biaya tinggi dan penghapusan pungutan- pungutan
  • Meningkatkan efiseinsi produksi





 7.  RANTAI  NILAI  INDUSTRI  PENGOLAHAN  KOPI
(PROSES UTAMA)

Proses Utama
Logistik Masuk
Operasi
Logistik Keluar
Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Aktivitas
-    Penanaman dan Budidaya Tanaman Kopi
-    Pemetikan/Pemanenan (petik merah)
-   Pengolahan Pasca panen
-   Pengolahan Biji Kopi menjadi kopi olahan
Pengiriman biji kopi ke eksportir

Pemasaran Biji Kopi dan/atau Produk Kopi ditingkat nasional maupun internasional
Sumber Daya, Kapabilitas /Kompetensi
-   Lahan dan iklim yang mendukung penanaman kopi
-   Komoditas kopi diusahakan dengan perkebunan kopi rakyat
-   Budidaya kopi sudah dilaksanakan sejak jaman dulu
-   Mayoritas yang diusahakan adalah
kopi robusta Kopi arabica mulai diusahakan, karena nilai dan peluang eksport yang tinggi
- Pemetikan kopi dilakukan dengan persyaratan buah keadaan
matang berwarna merah dan segar.
-   Perawatan dan pemupukan pohon kopi.

-   Pemilihan buah yang dipanen, perlakuan sortasi buah basah, hanya untuk buah kopi yang berwarna merah dan dalam keadaan segar
-   Pengupasan kulit buah
-   Pencucian buah yang masih diselimuti lendir
-   Fermmentasi biji kopi
-   Penyeringan biji kopi dengan memanfaatkan sinar matahari dengan cara dijemur di lantai femur hingga mencapai kadar air 12.5%
-   Terdapat kelompok-kelompok tani.
-   Pengolahan biji kopi sudah mulai diusahakan ditingkat petani
-   Proses pengolahan dilakukan dengan penyangraian (roasting)
dan penggilingan biji kopi (dry fermented menjadi ko-ibubuk.

Pengiriman dilakukan menggunakan jasa transportasi

Biji Kopi yang dihasillkan dijual ke eksportir


8. RANTAI NILAI INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI
(PROSES PENDUKUNG)
                         
Proses Pendukung
Logistik Masuk
Operasi
Logistik Keluar
Pemasaran, Penjualan dan Pelayanan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Infrastruktur
Terdapatnya jaringan jalan dan
transportasi untuk diperolehnya
bahan baku dari dalam dan dari luar daerah


Terdapat jaringan jalan dan transportasi yang memadai.


Sumber Daya
manusia


-   SDM berasal dari desa-desa yang mengembangkan tanaman kopi
-   Kemampuan penanaman dan
budidaya kopi sudah tumbuh seja
k jaman dulu

Terdapat fasilitas transportasi

Terdapat hubungan kerjasama dengan eksportir

Pengembangan

-   Terdapat kelompok tani
-   Terdapat kegiatan pembinaan dari pemerintah
-   Terdapat sekolah penyuluh

Terdapat perwakilan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, yang
mensosialisasikan pemrosesan kopi dan standarisasi secara aktif



Pengadaan

-   Bibit kopi diperoleh dengan cara melakukan pembibitan secara mandiri didalam kelompok tani maupun melalui bantuan pemerintah kabupaten Temanggung, melalui Disbunhut
-   Ketersediaan pupuk dan peralatan dapat diperoleh dengan cara membeli

Peralatan diperoleh dengan cara membeli



Kapasitas &
Kapabilitas
Pemerintah
Daerah

Terdapat pembinaan dan peningkatan kepasitas produksi kopi Temanggung

Proses pengolahan dan pemasaran kopi bubuk dikembangkan dan disosialisasikan oleh AEKI, kelompok tani dan pemerintah kabupaten Temanggung


Ekspor kopi Temanggung diprakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung guna meningkatkan prospek pengembangan biji kopi