Selasa, 09 September 2008

PENGEMBANGAN KOPI KABUPATEN TEMANGGUNG


I. PENDAHULUAN

Dalam situasi ekonomi nasional dan internasional yang berubah cepat, kebijaksanaan program pengembangan industri dan perdagangan perlu diarahkan pada peningkatan daya saing.
Kecenderungan yang tejadi pada peningkatan daya saing, menuntut adanya upaya terobosan para stakeholders dan pelaku utama industri dan perdagangan untuk tidak saja hanya mengandalkan keunggulan komparatif, tetapi juga keunggulan kompetitif.
Pada upaya meningkatkan keunggulan kompetitif, pilihan utamanya adalah pada aspek pengembangan teknologi produksi dan teknologi informasi yang berorientasi pada pasar global.
Kopi sebagai produk hasil perkebunan, merupakan komoditi unggulan utama di Kabupaten Temanggung.
Sebagai komoditi unggulan, kopi telah menunjukkan karakteristik yang prospektif, dan layak untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif.


II. KONDISI OBYEKTIF
1. Data Produksi
Produksi kopi di Kabupaten Temanggung cukup prospektif.
Menurut Buku Temanggung Dalam Angka, produksi kopi dan luas areal sebagai berikut :
Kopi Rabusta :
- Produksi 6.481, 41 ton.
- Luas areal 10.000,87 Ha
Kopi Arabika :
- Produksi 61,41 ton
- Luas areal 1.144,86 Ha
2. Prospek Pemasaran
Selama ini pemasaran komoditi kopi di Kabupaten Temanggung sebagian besar terbatas pada pasar tradisional yang meliputi pedagang kecil dan menengah lokal.
Sedangkan pada pemasaran non tradisional , terutama pedagang besar ditingkat eskportir, masih relatif kecil.
Maka dari itu perlu dikembangkan pola kerjasama pemasaran yang lebih variatif.
Prospek pola kerjasama pemasaran kopi yang lebih variatif yaitu kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan antara produsen, konsumen dan pelaku bisnis dibidang perkopian.
3. Prospek Pengembangan Komoditi Kopi
Untuk mencapai kerjasama kemitraan, maka perlu pengembangan komoditi kopi Kabupaten Temanggung sebagai berikut :
- Standar mutu dan kompetensi.
- Optimalisasi kapasitas produksi.
- Akses pemasaran dan jaringan kerjasama keterkaitan.
- Ketersediaan bahan baku.
- Peningkatan SDM.

III. STRATEGI KEMITRAAN

Ada dua model kemitraan, yaitu :
1. Kemitraan non komersial ( off- line ).
Merupakan kemitraan dalam bentuk pembinaan oleh perusahaan besar kepada perusahaan kecil.
2. Kemitraan komersial ( on- line ).
Merupakan kemitraan yang memiliki kepentingan komersial bersama dan berkesinambungan, dan kemitraan ini mempunyai beberapa bentuk :
a). Sub – Kontrak
Yaitu, kerjasama antara usaha besar dengan usaha kecil / menengah dalam proses produksi melalui pemberian pesanan oleh usaha besar kepada usaha kecil untuk memproduksi barang / komponen sesuai dengan spesifikasi yang diajukan usaha besar.
b). Pemasok ( Vendor Development )
Yaitu, usaha besar membeli bahan baku atau komponen / produk dari usaha kecil / menengah untuk dipergunakan sendiri.
c). Dagang
Yaitu, usaha besar membeli produk usaha kecil untuk dijual kembali.

IV. FAKTOR KUNCI KEMITRAAN
1. Meningkatkan kekuatan rebut tawar produk.
2. Menghimpun kapasitas produksi untuk pemenuhan order besar.
3. Pertukaran pengetahuan , pengalaman dan ide
4. Pengembangan lintas – sektor yang berbeda.
5. Terjalin keterkaitan potensial dan orientasi ke pasar dinamis.
6. Produsen , konsumen , pelaku bisnis dan pengusaha besar sanggup mengorganisir diri membentuk Forum Komunikasi.

2 komentar:

kabul triana(http://trion3coffee.indonetwork.co.id)) mengatakan...

salam,,
saat ini saya sedang memulai usaha pengolahan kopi(pembuatan kopi bubuk) merk kopi RAJA
murni tanpa campuran
saya punya angan2 menjadikan kopi saya semacam trademark kota temanggung."ke temanggung ga lengkap tanpa beli kopi RAJA"
untuk itu, saya senantiasa mengharap bantuan penyuluhan atau permodalan sampai pemasaran..
terimakasih...

magelangraya mengatakan...

Untuk trion3
bisa kita kapan2 sharing untuk mengangkat brand kopi temanggung.. kebetulan saya di magelang, tapi selalu konsen dengan komoditas unggulan seperti kopi di temanggung..kita buat semacam jaringan untuk mendongkrak tren....bagi penggila kopi di dunia ini.