Jumat, 18 Juli 2008

PAKAIAN KESENIAN TEMANGGUNG MENUJU UPAKARTI

Dwi Putro
(Dinas Perindag. Kab. Temanggung)


Kabupaten Temanggung mempunyai potensi industri kecil pakaian kesenian tradisional. Jumlah usaha ini hanya ada satu unit , tetapi cukup potensial , menyerap tenaga kerja sebanyak 14 orang , yang sekaligus sebagai mitra usaha.
Alamat berada di Desa Karangtejo, Kecamatan Jumo.
Nama pengusaha sekaligus sebagai pelestari adalah Sutrisno Haris.

Sutrisno Haris disebut sebagai pelestari , karena ia tidak saja sebagai pemilik perusahaan, tapi juga sebagai pelestari kebudayaan terutama kesenian tradisional.
Jenis pakaian kesenian tradisional yang diproduksi yaitu; pakaian Kuda Lumping, Soreng, Kubro Siswo, Kethoprak, Wayang Orang dan Campursari.

Daerah pemasaran cukup luas, selain memenuhi kebutuhan lokal, juga memenuhi pesanan dari Semarang, Kendal, Magelang, Jogyakarta, bahkan sampai keluar pulau Jawa. Dengan diproduksinya pakaian kesenian ini tentunya tidak saja kebutuhan akan pakaian kesenian terpenuhi, tapi juga keberadaan kesenian tradisional daerah tetap lestari. Bahkan tidak hanya lestari, tetapi juga berkembang. Perkembangan kesenian tradisional ditandai dengan semakin banyaknya aktifitas kelompok atau grup kesenian di pelosok- pelosok desa. Dengan semakin banyaknya aktifitas kesenian di pelosok- pelosok desa, menandakan keberadaan kesenian tradisional tetap bertahan walaupun ada inkulturasi budaya modern.

Oleh sebab itu pelestarian kesenian tradisional tidak hanya pada terpenuhinya bunyi , gerak dan tari, tapi juga pada terpenuhinya kebutuhan pakaian sebagai sarana penunjang utama. Tentunya kebutuhan pakaian kesenian tidak hanya pada jumlah, tapi juga kualitas. Kualitas pakaian kesenian yang dihasilkan cukup baik , ditentukan berdasarkan motif, jenis kain yang digunakan dan cara pembuatannya. Cara pembuatannya tradisional, lebih banyak menggunakan tangan. Dan ini sekaligus sebagai ciri kesenian daerah yang tetap mengandalkan ke-tradisional-an.

Kegiatan usaha industri pakaian kesenian ini dikerjakan dengan melibatkan sejumlah tenaga kerja yang sudah terlatih. Kegiatan ini dikerjakan dengan tekun dan konsisten pada pakaian kesenian. Karena begitu tekun dan konsistennya, maka Dinas Perindustrian Kabupaten Temanggung beberapa waktu yang lalu (tahun 2007) mengusulkan untuk mendapatkan penghargaan UPAKARTI dibidang pelestariaan.

Penghargaan UPAKARTI adalah suatu penghargaan pemerintah yang diberikan kepada mereka yang telah berjasa dan berprestasi dalam pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) serta kepada IKM yang telah berhasil mengembangkan usahanya. Tujuan pemberian penghargaan ini adalah untuk mendorong kepedulian dan partisipasi masyarakat luas dalam pengembangan industri kecil dan menengah.

Ada 5 ( lima ) jenis penghargaan UPAKARTI , yairtu :
§ Jasa Pengabdian, diberikan kepada seseorang yang berasal dari kalangan yang bukan pengusaha, yang dengan tulus dan penuh pengabdian tanpa keterkaitan usaha bisnis.
§ Jasa Pelestarian, diberikan kepada mereka yang dinilai berhasil melestarikan dan mengembangkan unit usaha industrinya.
§ Jasa Kepeloporan, diberikan kepada mereka (perusahaan pererorangan, badan usaha swasta dan lembaga), yang berhasil mempelopori pengembangan IKM.
§ Jasa Kepedulian, diberikan kepada Kepala Pemerintah Provinsi, Kepala Pemerintah Kabupaten dan atau Kepala Pemerintah Kota.
§ IKM Modern, diberikan kepada perusahaan IKM.

Upaya Pelestarian
Usulan untuk mendapatkan penghargaan ini telah dinilai oleh Tim penilai Tingkat Provinsi pada bulan Juli 2007.
Sampai seberapa jauh hasil usulan ini, tergantung pada penilaian. Untuk itu kita berharap hasilnya positif, sehingga Temanggung mempunyai kebanggaan dibidang pelestarian pakaian kesenian tradisional.

Teknologi produksi yang dilestarikan adalah pada pembuatannya yaitu, menggunakan cara tradisional meliputi desain, pemotongan, pen-jahitan, corak dan penggunaan bahan kain. Kain atau bahan yang digunakan bermutu baik menyesuaikan kebutuhan. Pada dasarnya proses produksinya sama dengan membuat pakaian lainnya, hanya perbedaannya terletak pada pemasangan pernik- pernik dan paduan warna sehingga membentuk pakaian kesenian yang lebih serasi.

Pembuatan pakaian kesenian tradisional membutuhkan ketekunan, ketelitian dan motivasi yang kuat, dan ini hanya dapat dilakukan oleh seorang pengusaha yang benar- benar ingin melestarikan kebudayaan.

Skema Produksi Pakaian Kesenian

1. Bahan ( Kain )
2. Pembuatan Pola
3. Pemotongan Bahan
4. Penjahitan
5. Pemasangan Payet / Mote
6. Pemasangan Bahan Rangkap
7. Pakaian Kesenian

1 komentar:

utopia mengatakan...

luar biasa....